Saturday, August 19, 2017

Sisi Lain Mitos Taman Sari Yogyakarta

Jika Anda mengunjungi kompleks pemandian raja Taman Sari Yogyakarta, akan ada banyak cerita mitos mengenai kecantikan dan eloknya Taman Sari ini. Biasanya cerita berkisar mengenai sisi erotis kenimatan raja memandang para selir yang sedang mandi.

Cerita lalu bergulir dengan begitu liar mengenai fungsi Taman Sari yang dipandang sebagai bentuk voyeurism para kerabat penguasa menikmati waktu senggangnya bersama para putri dan selir cantik. Biasanya sudut-sudut kamar yang ada di Taman Sari pun, diceritakan sebagai saksi sejarah sensasional mengenai skandal kenikmatan seksual, khususnya yang dikenal dengan Umbul Pamuncar.

Namun, bernarkah, bahwa Taman Sari menyimpan mitos cerita erotik yang begitu terkenal dari mulut ke mulut itu. Jika Anda bertanya pada para pemandu, maka cerita-cerita itu akan diceritakan sebagai sesuatu yang dibiarkan misterius untuk memberikan kesan sensasional.

[caption id="attachment_2022" align="aligncenter" width="2069"] Berada di dalam bangunan tua Taman Sari, kesan mistis tertangkap kuat. (foto: Purwono Nugroho Adhi)[/caption]

Padahal jika Anda telisik lebih mendalam, Taman Sari merupakan sebuah perpaduan arsitektur indah dari Hindu, Cina, Eropa, dan Islam yang dibangun sebagai taman peristirahatan bagi kerabat kerajaan. Menurut berbagai laman yang ada, salah satunya dari laman akarasa.com, Taman Sari dibangun oleh Sri Sultan Hamengkubuwono I.

Hingga saat ini pun, masih banyak perdebatan, siapa sebenarnya arsitek bangunan Taman Sari. Ada yang mengatakan bahwa bangunan Taman Sari dirancang oleh seorang Portugis bernama Demang Tegis, tetapi ada pula yang mengatakan bahwa bangun tersebut dirancang oleh orang Jawa bernama R. Ronggo Prawirosentiko yang mencoba mengadopsi bangunan Portugis.

Tentu misteri itu, akan menambah kemenarikan Anda ketika mengunjungi Taman Sari ini. Sebenarnya dalam sejarah tempat pemandian di dunia, ada banyak kajian yang menyiratkan segi kultural praktik tempat pemandian. Suemedha Sood dalam bbc.com travel, “The origins of bathhouse culture around the world” memberikan kajian menarik, bahwa praktik pemandian sudah ada semenjak ribuan tahun sejak zaman neolitik. Bahkan salah satu pemandian umum paling awal di dunia dibangun di Lembah Indus sekitar 2500 sebelum Masehi di kota Mohenjo-daro. Para antropolog mengatakan bahwa hal itu mungkin digunakan juga sebagai kuil, karena mandi dan kebersihan sangat terkait dengan kepercayaan agama.

Namun, sekitar tahun 300 sebelum masehi, praktik pemandian itu diadopsi oleh orang Romawi, menjadi peristirahatan dan rekreasi bagi para orang kaya. Biasanya, ada banyak kerumunan laki-laki dan perempuan mandi telanjang bersama. Nah, hal itulah yang akhirnya membawa citra budaya dan norma sosial yang berkembang dengan kebiasaan dan etiket yang berbeda, terutama soal pemandian umum.

Mungkinkah, mitos pemandian Taman Sari hanya ditujukkan sebagai pemandian sensasional tersebut? Silahkan Anda kunjungi dan temukanlah misterinya disana.

 

 
Load disqus comments

0 comments