Saturday, August 12, 2017

Gunung Kemukus dan Ritual Pesugihan yang Salah Kaprah

Gunung Kemukus menjadi kesempatan saya berwisata setelah menginap semalam di Kota Sragen untuk membaca puisi. Bersama rombongan penyair dari berbagai kota di Indonesia, panitia mengajak kami mengunjungi berbagai tempat, salah satunya (yang ini spontan hehe), berziarah ke makam Pangeran Samudro di Gunung Kemukus, Kabupaten Sragen, Desa Pendem, Sumberlawang, Jawa Tengah.

Sebenarnya Gunung Kemukus tidak menjadi salah satu agenda panitia waktu itu. Salah satu kawan penyair dari Madura yang mengusulkannya. Ia pernah mendengar legenda Gunung Kemukus dan penasaran atasnya. Saya jadi ikut penasaran, karena panitia nampak berdebat alot untuk menuju ke tempat itu sebelum akhirnya menyerah. Ada apa sih dengan tempat yang satu ini? Hmm....

[caption id="attachment_1787" align="aligncenter" width="640"] Pemandangan luas Gunung Kemukus di kejauhan. (Foto: www.dombei.info)[/caption]

Tiba di sana, saya belum melihat keistimewaan Gunung Kemukus dari pertama masuk, pada waktu itu nampak tak begitu terawat dan sangat sepi. Mungkin hanya rombongan kami yang paling banyak. Meski ada beberapa warung penduduk yang juga sepi.

Entah siapa yang memulai dulu, kami masuk ke sebuah makam yang konon amat keramat. Makam Pangeran Samudro yang terawat. Pengeran Samudro jatuh sakit dan meninggal di Gunung Kemukus di tengah perjalanan pulang dari belajar agama Islam di Gunung Lawu menuju ke Demak.

Nama Gunung Kemukus sendiri  berawal ketika masyarakat sering melihat kabut hitam seperti asap yang berbentuk kukusan, nampak menyelimuti makam Pangera Samudro.  Demikian seperti dilansir dari Tety Permata Sari lewat sang Juru Kunci, Pak Hasto.

Menurut pemilik warung, tempat ini selalu ramai dikunjungi pada malam Jumat, terutama Jumat Pon dan Jumat Kliwon menurut kalender Jawa. Tempat ini dipercaya dapat digunakan untuk mencari pesugihan dengan syarat melakukan ritual seks, yang paling baik dilakukan pada Kamis Pahing atau Kamis Wage.

[caption id="attachment_1789" align="aligncenter" width="663"] Gunung Kemukus dan ritual pesugihan yang salah kaprah, namun selalu ramai di waktu-waktu khusus. (foto: Image Source)[/caption]

Jika Anda ingin kaya dan permohonan terkabul, Anda harus bersedia melakukan hubungan badan dengan yang bukan suami atau istrinya sebanyak tujuh kali kunjung. Nampaknya memang dipercaya secara turun temurun, hingga demikianlah Gunung Kemukus menjadi ramai pengunjung.

Kepercayaan itu dikuatkan dengan isu-isu bahwa Pangeran Samudro wafat dibunuh setelah melakukan hubungan badan dengan Nyai Ontrowulan yang adalah selir ayahnya. Mengenai ini Pak Hasto menepisnya dengan menceritakan bahwa sesungguhnya Nyai Ontrowulan mencari-cari keberadaan makam Pangeran Samudro, anak tirinya. Sebagai penebus dosa, Nyai Ontrowulan selalu mengunjungi makamnya. Di sana bahkan terdapat sendang, tempat Nyai Ontrowulan menyucikan diri.

[caption id="attachment_1790" align="aligncenter" width="1600"] Sudut lain makam Pangeran Samudro yang mistis. (foto: Tety Permana Saputri)[/caption]

Arya Amelia lewat KapanLagi Plus memberitakan, menurut penelitian beberapa mahasiswa UGM, ditemukan fakta bahwa wacana ritual seks demi meraih kekayaan memang sengaja diciptakan oleh oknum tertentu, demi meningkatkan bisnis prostitusi.

Kini, Pemerintah mulai membenahi obyek wisata Gunung Kemukus yang sesungguhnya merupakan wisata religi ini. Selain melarang praktik prostitusi, juga melarang pemberian info yang bias kepada masyarakat mengenai pesugihan yang salah kaprah.

Nah, nampaknya Gunung Kemukus perlu menjadi destinasi wisata religi Anda, demi mendengar kebenaran cerita, tentang ritual pesugihan yang salah kaprah.
Load disqus comments

0 comments