[caption id="attachment_1965" align="aligncenter" width="4608"]
Yafaowoloo Gea dalam laman Kompasiana menuliskan peran strategis Kota Gunung Sitoli sebagai pintu gerbang wisatawan. Namun, semenjak pemekaran Kabupaten Nias menjadi 4 (empat) Kabupaten dan 1 Kota, konsentrasi kunjungan wisatawan mulai terfokus dalam teritorial masing-masing. Untuk itu, Kota Gunung Sitoli hanya sebagai tempat transit menuju Pantai Sorake dan Lagundri di wilayah Nias Selatan, atau juga dengan Pulau Asu sebagai “Paradise on the Earth” (Surga Dunia) khususnya bagi kaum peselancar.
Walaupun, Kota Gunung Sitoli sebagai gerbang, namun seringkali kota ini terlupakan bagi kaum wisatawan, karena sekadar lewat atau transit. Padahal, jika Anda mempergunakan kapal yang berlabuh dari Pelabuhan Sibolga dengan KMP Wira Viktoria menuju pelabuhan Angin Gunung Sitoli, Anda akan menemukan pengalaman eksotisme tersendiri. Apalagi, Kapal akan berlabuh di pelabuhan pada pukul 21.00 WIB yang khas dengan lolongannya, akan membuat suasana tersendiri. Suasana pelabuhan yang indah dan eksotis, akan membuat Anda bermalam sebentar sebelum menuju ke Nias Selatan yang terkenal itu.
[caption id="attachment_1966" align="aligncenter" width="4608"]
Pelabuhan Angin Gunung Sitoli, tentu merupakan pengembangan dari pelabuhan lama yang masih menyisakan sebuah mercusuar yang begitu indah dan sedap dipandang mata. Mercusuar yang menjulang, seakan menanti Anda untuk bermalam sejenak menikmati malam di Kota Gunung Sitoli ini. Suasana pelabuhan terasa berbeda, seakan memberikan nuansanya yang begitu elok.
Walaupun, pelabuhan akan ramai pada jam dan hari tertentu, namun terasa rajutan lampu kota Gunung Sitoli memberikan aura mendalam di Pelabuhan Angin ini. Pelabuhan akan terasa begitu sendu, apalagi ditambah lolongan anjing kampung yang begitu menusuk rasa.
0 comments