Monday, August 14, 2017

Ternyata, Ada 258 Spesies Burung di Raja Ampat

Raja Ampat di Papua Barat telah menjadi destinasi wisata yang diidamkan oleh para traveler. Tak hanya terkenal dengan obyek wisata bahari dan keindahan terumbu karangnya, di sana juga memiliki 258 jenis spesies burung.

Papua sendiri memiliki 10 burung endemik dan 6 di antaranya berasal dari Raja Ampat. Menurut Kepala Dinas Pariwisata setempat, Yusdi Lamatenggo mengatakan, enam burung endemik tersebut di antaranya aepypodius bruijnii (maleo waigeo) dan chalcopsitta atra (nuri hitam atau black lory). Kemudian cicinnurus respublica (cenderawasih botak), ducula myristicivora (pergam rempah), monarcha julianae (kehicap kofiau), paradisaea rubra (cenderawasih merah).

“Sehingga Raja Ampat dijuluki juga sebagai jantung wisata burung di Papua,” katanya kepada wartawan seperti dikutip dari tabloidjubi.com.

Ekowisata


Masih menurut Yusdi, pemerintah daerah mendukung pengembangan wisata burung melalui kegiatan ekowisata berbasis masyarakat. Pengelolaan wisata tersebut harus sesuai prinsip-prinsip konservasi untuk menjaga kelestarian alamnya.

Yusdi mengakui bahwa informasi mengenai potensi ragam hayati di destinasi wisata andalan tersebut masih perlu disebarluaskan.

“Saat ini belum banyak informasi terkait potensi ragam hayati hutan Raja Ampat yang terangkat, termasuk ragam hayati burung. Hutan di Kepulauan Raja Ampat adalah rumah bagi beragam tumbuhan dan hewan unik dari jenis amfibi, reptil, serta mamalia. Ini menjadi aset yang perlu dijaga,” katanya.

Para pecinta burung dan fotografer kini mulai berdatangan untuk menikmati pesona dan keindahan burung-burung, kata Yusdi. Oleh karena itu, pihaknya berupaya membangun trek-treknya dan membuat pos pengamatan agar tidak menganggu habitat burung-burung.

Kepala BKSDA Papua Barat, Agung Setyabudi, mengatakan, endemik di Raja Ampat tersebar di beberapa pulau yang khusus dipantau pihaknya agar tidak punah dan tetap lestari.

Penyebaran burung-burung tersebut barada Pulau Waigeo, Misool, Kofiau, Batanta, dan Pulau Salawati. (*)
Load disqus comments

0 comments