Wednesday, August 9, 2017

Mengelilingi Wina dalam Sehari, Dari Stephansdom Sampai Istana Belvedere

Hujan salju menyambut kedatangan saya di Kota Wina. Padahal saya tiba di pengujung bulan April. Suhu udara yang minus 2 derajat celcius cukup menusuk tulang. Sementara negara-negara di sekitarnya sudah masuk musim semi.

Ibukota Negara Austria ini memang sedikit berbeda. Karena letaknya di dataran tinggi dan dikelilingi pegunungan. Sehingga salju turun di bulan April itu menjadi hal yang biasa buat penduduk kota ini.

Kota yang beberapa kali menyandang "kota dengan kualitas hidup terbaik di dunia" ini sangat menarik untuk ditelusuri. Gedung-gedung peninggalan kekaisaran Habsburg yang megah dan cantik serta katedral-katedral yang indah memenuhi kota ini. Banyak pilihan destinasi wisata yang bisa dikunjungi. Namun sayang saya hanya punya waktu satu hari.

Maka saya mencoba memetakan destinasi wisata yang bisa saya kunjungi dalam satu hari. Setelah saya pelajari. Lokasi wisata yang satu dengan lainnya berdekatan. Paling jauh jaraknya hanya 30 menit berjalan kaki.

Saya melihat trotoar yang lebar dan nyaman. Saya pun memutuskan untuk mengikuti kebiasaan warga Kota Wina yang gemar berjalan kaki. Dengan berjalan kaki, saya bisa lebih berinteraksi dengan warga kota dan puas menikmati pemandangan kota yang indah ini.

Katedral St. Stephen (Stephansdom)

[caption id="attachment_1666" align="aligncenter" width="640"] Stephansdom (foto: pingallery.deviantart.com)[/caption]

Jam 9 pagi. Saya pun siap memulai mengeksplorasi kota dengan segudang predikat ini. Segudang dalam makna sebenarnya. Wina identik dengan kota budaya, kota musik, kota wisata, kota terbaik untuk tinggal dan banyak gelar lainnya.Setelah melihat peta dan membaca banyak literatur, saya memutuskan untuk memulai perjalanan saya dari Katedral St. Stephen. Jaraknya cuma 20 menit dengan berjalan kaki dari hotel tempat saya menginap.

Katedral ini dibangun sangat lama yaitu 65 tahun. Mulai dari tahun 1368 dan selesai tahun 1433. Puncak menaranya yang sangat cantik dengan bergaya gothik merupakan puncak gedung tertinggi pada masa itu. Dindingnya dipenuhi oleh ukiran-ukiran yang sangat indah.

Katedral ini menjadi salah satu destinasi yang wajib dikunjungi di kota Wina. Dan tentu saja sangat instagramable untuk berfoto. Maka wajar saja, walaupun di tengah hujan salju, ratusan turis berpose dengan berbagai gaya di katedral ini. Sayang, ketika saya datang sedang ada renovasi sehingga tidak bisa masuk ke dalam.

Kaerntner Strasse


[caption id="attachment_1675" align="aligncenter" width="640"] Kaerntner Strasse (foto: cityscouter.com)[/caption]

Dengan berbekal google map, saya melanjutkan perjalanan menuju tempat kedua yaitu Istana Hofburg. Untuk menuju kesana saya melewati Kaerntner Strasse, pusat perbelanjaan dengan jalan terbentang dari alun-alun Stephenplatz yang berada di depan Katedral St. Stephen menuju Heldenplatz, lapangan luar Istana Hofburg yang dibangun tahun 1820.

Di sisi kiri kanan jalan dari Strphenplatz menuju Heldenplatz terdapat banyak butik ternama mulai dari kelas menengah sampai butik-butik brand nomor satu. Banyak juga terdapat toko suvenir dan restoran untuk mengisi perut. Uniknya semua butik, toko, dan restoran tersebut berada di dalam gedung-gedung tua dari abad pertengahan yang masih sangat terjaga keasliannya. Di tengah-tengah terdapat patung-patung perjuangan tentara Austria yang juga menjadi lokasi berfoto para turis. Sangat menarik.

Kaerntner Strasse menjadi salah satu tempat wajib buat turis yang suka belanja karena dipenuhi beragam toko sampai ke dalam lorong-lorongnya yang hanya bisa buat pejalan kaki. Juga menjadi tempat yang asyik buat bersantai menikmati kopi sambil memperhatikan orang yang berlalu lalang di jalanan berbatu ditengah gedung-gedung abad yang megah dan cantik.

Istana Hofburg


[caption id="attachment_1672" align="aligncenter" width="640"] Hofburg Palace (foro: mariatheresa.com)[/caption]

Sekarang saya tiba di Hedenplatz. Alun-alun terbuka yang luas dan setengah melingkar. Di belakang alun-alun tampak megah berdiri Istana Hofburg.

Istana ini merupakan tempat tinggal Raja Kekaisaran Hofburg yang menguasai Austro Hungaria dan merupakan pusat ekonomi eropa tengah pada masa itu. Dibangun sejak abad ke-13 dan selalu bertambah luas sampai akhir abad ke-19.

Istana Hofburg saat ini meliputi apartemen Presiden Austria, bangunan tempat tinggal Kanselir Federal Austria dan juga beberapa museum. Ada museum sejarah dan seni Kunsthistorisches Mmuseum, Ephesos Museum yang menyimpan banyak benda seni dari Asia, Naturhistorisches Museum, Museum Etnologi (fur Voljerkunde), dan juga Heeresgeschichtliches Museum atau museum perang.

Begitu banyak yang dapat dilihat di tempat ini sehingga perlu waktu yang lama untuk mengelilinginya. Di beberapa aula di museum ini juga sering ditampilkan pertunjukan seni dan orkestra yang ditampilkan secara berkala. Banyak pemuda berpakaian adat Austria menawarkan tiket nonton acara-acara tersebut.

Volksgarten


[caption id="attachment_1673" align="aligncenter" width="640"] Volksgarten (foto: en.wikipedia.org)[/caption]

Setelah puas menikmati Hofburg Palace saya berjalan menuju Volksgarten. Taman kota yang sangat luas ini merupakan bagian luar dari Hofburg Palace. Volksgarten dibangun pada tahun 1821 dan dibuka untuk umum pada tahun 1823. Di bagian tengah taman ini terdapat Theseus temple yang merupakan replika dari temple of Haphaestus di Athena, Yunani.

Selain itu di taman kota ini banyak terdapat monumen dan juga air mancur Triton & Nymph Fountain dan Volksgarten Fountain. Tempat yang dipenuhi taman bunga mawar ini sangat cocok untuk melepas lelah setelah mengelilingi Hofburg Palace.

Wiener Musikverein


[caption id="attachment_1667" align="aligncenter" width="640"] Weiner Musikverein (foto: austria-forum.org)[/caption]

Selanjutnya saya berbelok ke kiri dan menyusuri trotoar yang sangat lebar dengan banyak kedai restoran. Di sebelah kiri saya terdapat sejumlah gedung konser. Wajar saja kalau kota ini sejak dulu terkenal sebagai kota musik. Banyak musisi besar dunia  yang lahir dan besar serta memulai kariernya di kota ini. Seperti Mozart, Bach, dan banyak lagi lainnya.

Di ujung jalan ada satu bangunan berwarna-warni yang sangat mencolok dan tampak indah. Ternyata gedung ini adalah The Wiener Musikverein. Rumah tempat bernaung dan tampilnya Vienna Philharmonic Orchestra yang sangat terkenal. Gedung ini dibuka sejak tahun 1870 dan mampu menampung 2.854 orang penonton. Karena belum buka saya hanya berfoto di depannya saja.

Karlskirche Vienna (St. Charles Church)


[caption id="attachment_1678" align="aligncenter" width="640"] Karlskirche (foto: komoot.com)[/caption]

Selanjutnya saya menyeberang jalan dan melihat satu bangunan yang mempunyai banyak kubah. Gedung ini mengingatkan saya akan Blue Mosque di Istanbul Turki. Bentuk kubah dan tower-tower di atasnya hampir sama. Saya tidak tahu apakah ini kebetulan atau saling mempengaruhi.

Gereja Katolik Roma bergaya Baroque Rococo itu dibangun tahun 1716 dan selesai tahun 1737. Di depan gedung terdapat air mancur yang sangat besar dan juga taman bunga tulip berwarna warni yang sedang mekar. Saya tidak membuang waktu untuk berfoto dan mengambil beberapa foto gedung indah ini.

Schonbrunn Palace


[caption id="attachment_1674" align="aligncenter" width="640"] Schonbrunn Palace (foto: trover.com)[/caption]

Dari St. Charles Church saya berbelok ke kanan dan berjalan kaki lumayan jauh. Setelah sekitar 30 menit, saya tiba di landmark utama kota Wina, yaitu Schonbrunn Palace. Istana Schonbrunn ini merupakan bangunan kerajaan Austria yang dibangun pada abad ke-16 dengan nama Katterburg.

Istana ini dulunya merupakan istana resmi kerajaan pada musim panas. Sedangkan jika musim dingin keluarga kerajaan akan mengungsi ke Hofburg Palace. Nama Katterburg kemudian diganti dengan Schonbrunn yang berarti beautiful spring. Bangunan istana ini memiliki 1.441 ruangan. Sangat luas.

Di sekeliling bangunan terdiri dari banyak taman bunga, padang rumput yang menghijau serta air mancur, beberapa danau buatan juga terdapat maze atau labirin. Taman-taman tersebut diberi nama Great Partere, Tieegarten, Orangerie, Gloriete dan Palm House. Komplek Istana yang indah ini sejak tahun 1996 masuk ke dalam Unesco world heritage site.

Belvedere


[caption id="attachment_1668" align="aligncenter" width="640"] Belvedere Palace (foto: sl.wikipedia.org)[/caption]

Dari Schonbrunn Palace saya menuju satu istana yang sayang kalau dilewatkan, yaitu Belvedere. Istana ini dibangun pada abad ke-17 di Baroque Park. Komplek istana ini terdiri dari dua bangunan yaitu Upper Belvedere dan Lower Belvedere. Kedua istana ini dipakai oleh Pangeran Eugene Savoy sebagai kediaman musim panas. Karena keindahan bangunanya, Istana Belvedere menjadi ikon kota Wina yang gambarnya menghiasi kartu pos dan buku-buku wisata di semua toko suvenir di kota ini.

Sayangnya karena waktu sudah menunjukkan pukul 6 sore, museum Belvedere sudah tutup.

Hujan salju semakin deras. Udara dingin semakin menusuk. Saya pun harus berlari-larian mencari cafe dengan penghangat untuk mengisi perut sambil memandangi salju yang mulai berjatuhan menutupi warna-warni bunga tulip di taman Istana Belvedere.
Load disqus comments

0 comments