Hidangan ini ada yang dalam bentuk sup, goreng kering, atau ditumis. Konon istilah "swikee" berasal dari dialek Hokkian sui yang berarti air dan ke yang artinya ayam. Istilah itu dimaksudkan sebagai bahasa slang atau penghalusan untuk menyebut kodok sebagai "ayam air".
Tersembunyi dan bersahaja
[caption id="attachment_1585" align="aligncenter" width="640"]
Ketika Anda ingin berburu makanan swike di daerah Purwodadi, silakan masukkan dalam daftar perburuan Anda, Warung Swike KodokBbu Harni yang terletak begitu “tersembunyi” di Desa Genuk Suran, Purwodadi.
Warung Swike Kodok Bu Harni memang tidak terletak di pinggir jalan-jalan protokol Purwodadi seperti halnya warung-warung swike lainnya. Warungnya harus Anda cari dengan menyusuri jalanan pedesaan.
Warungnya pun tidak semegah dan terlihat seperti warung swike terkenal lainnya. Warungnya seperti rumah biasa. Namun, itulah yang menarik bagi perburuan kuliner. Anda diajak seperti berkunjung ke rumah warga biasa, seperti layaknya bertamu dan makan ala kadarnya.
Tempatnya memang tidak diset layaknya ruang makan, namun seperti ruang tamu dengan gelaran tikar sederhana. Anda pun dipersilakan juga melihat dapurnya, bahkan melihat para kerabat Ibu Harni mengolah swike di belakang rumah.
Harga dan suasana kekeluargaan
[caption id="attachment_1586" align="aligncenter" width="640"]
Makan di Warung Swike Kodok Bu Harni terasa di rumah sendiri. Apalagi, lezatnya olahan swike dari pepes, goreng hingga tumisnya yang sangat terasa paduan tauco dan jahenya.
Harganya juga terbilang rata-rata. Sekali porsi berkisar dari Rp20.000 hingga Rp25.000. Anda pun makan dengan pelayanan yang tak seperti ala restoran dengan menu dan para pramusajinya. Namun dengan kekeluargaan, berbincang di dapur dan teras rumah, sambil bercengkerama menikmati sajian swike.
Akan terasa asyik jika Anda berkunjung di malam hari bersama teman dan keluarga. Tak sekadar lezat makanan yang anda cicipi, suasana kekeluargaan pun hinggap di hati.
0 comments