Menurut Syarif Yunus, Desa Sukaluyu Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor, boleh dibilang salah satu desa pra sejahtera di Kabupaten Bogor. Sangat tidak adil, sebenarnya, desa yang punya kekayaan alam berupa perkebunan, keindahan alam di kaki Gunung Salak ini tergolong miskin atau pra sejahtera. Padahal letaknya, hanya sekitar 1,5 jam dari Jakarta atau sekitar 72 km dari Ibukota Jakarta. Dari 10.000 jiwa penduduk, 36% penduduk Desa Sukaluyu tidak bekerja atau hanya buruh harian. Hal ini terjadi, mungkin karena 90% tingkat pendidikan penduduknya hanya tamat SD/SMP dan sederajat. Desa Sukaluyu, dipastikan luput dari perhatian pemerintah, para investor maupun upaya pemberdayaan masyarakat.
[caption id="attachment_2164" align="aligncenter" width="1024"]
Desa Sukaluyu adalah desa yang punya potensi alam dan kebun yang luar biasa. Tapi sayang, “mind set” dan cara pandang ekonomi masyarakatnya salah atau memang tidak diperhatikan. Kondisi ini makin memprihatinkan karena kreativitas bisa dibilang ‘mati’ di sini. Maka wajar, bagi Syarif, banyak lahan kosong atau tanah yang dimiliki oleh pendatang khususnya orang-orang Jakarta.
Terbersit keinginan Syarif Yunus untuk menjadikan Desa Sukaluyu sebagai “KAMPOENG SENYOEM SUKALUYU”, sebuah kawasan desa wisata berbasis KEBUN – ALAM – GUNUNG – ADAB – SASTRA (KAGAS). Kampoeng yang setiap orang di desa ini dan orang-orang yang datang HARUS SENYOEM, DILARANG CEMBERUT ATAWA MINGKEM. Desa yang menjunjung tinggi ADAB tradisional SUNDA, ADAB Senyoem yang semakin langka, ADAB untuk saling menghormati dan menghargai. Tersebutlah “KAMPOENG SENYOEM SUKALUYU”. Demikianlah hal yang menjadi gagasan Syarif Yunus, dan berupaya untuk mempresentasikan konsep tersebut.
Jika ada orang-orang Jakarta (demikian Syarif menyebutnya, sebutan yang lazim bagi penduduk kampung sekitar Jakarta), atau mereka yang mapan secara ekonomi, pergi jauh-jauh untuk wisata ke Bandung, Yogya, Cirebon, Malang dan sebagainya. Kenapa mereka tidak pergi juga ke KAMPOENG SENYOEM SUKALUYU, untuk menikmati permainan/game, wisata kebun, wisata ekspresi peradaban di lokasi yang tak terlalu jauh dari Kota Jakarta. Tempat wisata yang MURAH, MERIAH, MUDAH, dan MENARIK sangat-sangat bisa dan ada di KAMPOENG SENYOEM SUKALUYU.
Apa hebatnya Kampoeng Senyoem Sukaluyu? Nantinya, KAMPOENG SENYOEM SUKALUYU akan menjadi kawasan SENYOEM buat semua orang, penduduk asli maupun pendatang. Kampoeng yang “mengharamkan” CEMBERUT atau MINGKEM bagi setiap orang yang berada atau melintasi wilayah ini. Penduduk asli-nya pun akan diubah “mind set”-nya untuk selalu berpakaian AKANG untuk yang lelaki dan NYAI untuk yang perempuan. SEMUA ORANG HARUS “SENYOEM”, biar gak stress, biar plong, biar sehat. Imbuh Syarif Yunus lagi di dalam tulisannya.
[caption id="attachment_2165" align="aligncenter" width="1024"]
Ada 5 “Jualan Marketing” KAMPOENG SENYOEM SUKALUYU nantinya, yaitu kebun, alam, gunung, adab, dan sastra. Semuanya mengandung edukasi kebudayaan dan mengekspresikan kebudayaan itu sendiri. Tentunya, bagi saya, hal paling menarik ialah sastra. Konsep Syarif Yunus adalah kampung ini akan jadi kawasan WISATA SASTRA. Bisa jadi ini pertama kali di Indonesia. SPOT PUISI, SPOT CERPEN, dan SPOT DRAMA/TEATER. Dengan latar atau settingan gaya sastra, setiap orang yang datang bisa baca puisi, karya sastra, atau bermain teater lengkap dengan naskah dan pakaian yang disediakan. Siapapun yang ke sini, rasakanlah nikmatnya membaca puisi, membaca cerpen, dan ber-teater dengan gaya Anda sendiri.
Para pengunjung KAMPOENG SENYOEM SUKALUYU pun akan dimanjakan dengan waroeng makan atau kulineran KHAS SUNDA, yang dijajakan kaum ibu atau perempuan di desa ini. Lelah berkebun, lelah wisata alam, lelah wisata gunung, lelah wisata adab, danlelah wisata sastra, silahkan nikmati hidangan “alakadarnya” orang-orang kampung yang murah meriah.
Syarif Yusufpun menyadari, tak mudah mudah bisa mewujudkan KAMPOENG SENYOEM SUKALUYU. Namun bukan berarti tidak bisa, atau tidak mungkin. Di tengah hiruk pikuk kehidupan dan dinamika peradaban yang semakin “bersilangan”, maka KAMPOENG SENYOEM SUKALUYU adalah sebuah alternatif, sebuah pilihan, sekaligus sebuah kawasan yang dinantikan banyak orang yang pusing, yang sering galau, yang kebingungan wisata, bahkan yang ingin buang uang. SEKALI ANDA KE SINI, MAKA ANDA SEDANG MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT YANG PANTAS DIBERDAYAKAN. Itu saja, pemikiran Syarif.
Untuk itu, Syarif Yunus menyadari, INVESTOR sangat diperlukan untuk mewujudkan KAMPOENG SENYOEM SUKALUYU. Jika Anda tertarik, jadilah investor di sini. Konsep dan gagasan sebagus apapun, terlalu mudah menjadi “NOL” karena tidak adanya dukungan dana.
Demikianlan Syarif Yunus dengan gagasan KAMPOENG SENYOEM SUKALUYU-nya, sebuah kampung yang berbasis KAGAS. Kebun. Alam. Gunung. Adab. Sastra.
Bagaimana menurut Anda?
0 comments