[caption id="attachment_1522" align="aligncenter" width="640"]
Pada jaman dahulu, Vihara Buddha Mendut ini adalah sebuah biara Katolik. Tanahnya kemudian dibagi-bagi kepada rakyat di tahun 1950-an. Sampai akhirnya tanah-tanah rakyat ini dibeli oleh sebuah yayasan Buddha dan di atasnya dibangun vihara. Di dalamnya terdapat asrama, tempat ibadah, taman, dan beberapa patung Buddha. Beberapa di antaranya merupakan sumbangan Jepang.
Memasuki area vihara, hanya keindahan suasana tenang semata yang nampak. Anda akan disambut kolam teratai, dan bangunan bersahaja, bersih, dan asri. Masuk lebih dalam lagi, Anda akan dikejutkan sebuah patung Sang Buddha dengan tubuh begitu kurus. Rupang Buddha pertapaan ini dibuat dengan adegan Sang Budha yang sedang bertapa di bawah pohon Bodhi. Pertapaan yang sangat ekstrim hingga tubuhnya kerontang. Patung ini dikisahkan sebelum Buddha menjadi Sang Pencerah.
Oh, ya. Di sana juga ada sebuah gedung yang bersih dan dingin, semacam altar tempat doa. Sejuk dan tepat bagi tempat kita berihat, menikmati makna perjalanan yang telah kita lalui di waktu lalu.
[caption id="attachment_1521" align="aligncenter" width="640"]
Satu lagi yang tak kalah unik yaitu sebuah pohon besar dengan sulur-sulur rantingnya di sana-sini, dengan bunga-bunga cantik yang seolah bertebaran menghiasi pepohonan. Bunga Sal atau cannonball flower ini ternyata termasuk jenis tanaman langka. Berkelopak oranye kemerahan dengan benang sari berwarna putih dan kuning. Cantik sekali. Baunya pun sangat khas, saya jadi teringat wangi bunga jambu.
Vihara yang dikepalai oleh Bhikku Sri Pannavaro Mahathera ini, nampaknya perlu anda kunjungi sebagai tempat wisata sekaligus peziarahan. Bisa jadi, Anda mendapat kesegaran batin sepulangnya dari sana. Selamat berihat di tengah perjalanan wisata Anda, traveler.
Sumber lain: Wikipedia, Herrys art Stone, myridemyadventure.blogspot.
0 comments