Namun tak semua traveler peka akan hal ini. Banyak yang belum tertempa dalam memahami hal yang tidak seharusnya dilakukan, akhirnya berbuat norak, dan merusak reputasi travelers asal negara yang bersangkutan.
Nah, agar Anda tidak dicap sebagai 'traveler norak', hindari beberapa hal ini:
1. Buang sampah sembarangan
Paling pertama dan utama, jangan pernah membuang sampah sembarangan. Kalau perlu, selalu siapkan kantong plastik di dalam tas, berjaga-jaga apabila tak ditemukan tempat sampah di sekitar Anda.
Seberapa cantik ataupun tampan wajah, seberapapun tingkat status sosial dan ekonomi, nilai kita akan jatuh karena orang akan melihat betapa noraknya traveler yang tak mampu menjaga keindahan alam.
2. Vandalisme
Vandalisme menurut KBBI adalah perbuatan merusak dan menghancurkan hasil karya seni dan barang berharga lainnya (keindahan alam dan sebagainya).
[caption id="attachment_1817" align="aligncenter" width="640"]
Demi menunjukkan kebanggaan, puncak gunung yang didatangi dicorat-coret nama atau kelompok. Bunga edelweis dipetik secara serampangan, patung disiram cat, terumbu karang diinjak-injak, situs bersejarah dipanjati, duduk di bangunan bersejarah seperti candi.
Tanamkan empati dalam diri Anda. Hormati peraturan yang telah disampaikan pengelola, agar tak ada foto berwajah Anda dengan tajuk traveler norak.
3. Mentertawai dagangan penduduk lokal
Jangan sampai hanya sekadar melihat-lihat barang seni khas daerah, yang dirasa lucu, unik, dan mungkin sedikit vulgar, tertawa berisik secara berlebihan, berfoto-foto dengan barang yang menjadi perhatian, lalu pergi tanpa membeli apa-apa. Norak bukan?
4. Malas antre
Tak semuanya memiliki kesadaran untuk antre. Perlu bebenah diri apabila seseorang punya kecenderungan menjadi pribadi yang cuek, egois, hingga tak mau antre. Atau Anda akan dianggap sebagai traveler norak.
5. Terlalu sibuk berfoto selfie
Baru sampai, foto. Lima langkah ke depan, foto. Anda menjadi kurang sensitif terhadap orang sekitar yang merasa terganggu. Baiknya lebih santai di tempat wisata, nikmati perjalanan, agar terhindar dari kemungkinan lengah. Mengingat Anda sedang berada di tempat asing.
[caption id="attachment_1818" align="aligncenter" width="442"]
Oh, ya. Tak semua pengelola tempat wisata memperbolehkan kita memotret. Perhatikan aturan ini.
6. Mengunggah foto boarding pass
Winston Krone, seorang ahli forensik, mengatakan bahwa orang-orang yang berniat jahat dapat dengan mudah mengakses informasi pribadi melalui barcode pada boarding pass.
[caption id="attachment_1819" align="aligncenter" width="640"]
Seturut info phinemo.com, dengan hanya menggunakan aplikasi scanner pada perangkat mobile, mereka dapat mengambil alamat email pribadimu, alamat rumah dan nomor telepon. Kadang kita tak sadar bahwa sikap berlebihan dapat mendatangkan bahaya.
7. Melanggar area terlarang
Saking inginnya menunjukkan keberanian, maka larangan justru dianggap sebagai tantangan. Sebaiknya pikir ulang dorongan ini. Dalam detiktravel, kebijakan dan larangan yang dibuat pihak wisata semata-mata untuk kenyamanan dan keamanan traveler. Jadi jangan bersikap angkuh dengar melanggar ke wilayah larangan, meski Anda sudah bayar tiket Anda tetap harus ikut aturan tempat wisata. Rasa ingin tahu juga patut dikendalikan.
[caption id="attachment_1820" align="alignnone" width="628"]
Terkadang itu merupakan tindakan konyol dan berbahaya. Apalagi tindakan bodoh itu direkam dan dipamer di media sosial. Banyak kasus yang terjadi akibat traveler tidak mengindahkan larangan di tempat wisata. Jatuh ke kawah, perusakan bunga, diterkam binatang buas.
Selain terluka, objek wisata rusak, Anda juga akan merepotkan banyak pihak. Anda pun bisa dituntut dan dipermalukan di media apabila perilaku norak terekam oleh traveler lain.
0 comments