Menurut Kepala Desa Tegalrejo, Sugiman, peragaan busana dan membatik lintas generasi ini dalam rangka menarik wisatawan ke Desa Tegalrejo yang menjadi desa rintisan budaya.
Dikatakannya, desainer Indonesia Fashion Chamber (FC), seperti Lia Mustafa, Dany Paraswati, Phillip Iswardono, Ratih Kristiani, Amin Hendra, dan Dandy, Hidayat berkolaborasi dengan karya batik siswa SD hingga SMKN 2 Gedangsari dan UKM Batik Gedangsari. Selain itu, penyediaan material kain hingga pengerjaannya membatik lintas generasi untuk pemecahan rekor Muri lainnya juga dilakukan melalui kegiatan itu.
"Membatik lintas generasi/usia pertama di dunia yang diikuti 123 pembatik dari usia PAUD hingga lansia. Hari ini ada dua rekor Muri dari desa kami," katanya.
Bagi Sugiman, desain batik Gedangsari memang khas, bermotifkan buah srikaya hingga pisang dihiasi dengan aneka tanaman sekitar yang tumbuh di sekitar Kecamatan Gedangsari. Tanaman buah srikaya tumbuh subur di tempat itu, selain itu banyak tumbuh-tumbuhan lain, seperti pohon bambu, jati, pisang yang menjadi inspirasi dalam pembuatan motif batik.
"Semua motif batik terinspirasi dari apa yang ada di desa kami," katanya. Sugiman mengatakan kegiatan itu atas dukungan semua pihak, termasuk swasta, yakni PT Astra.
Bupati Gunung Kidul Badingah juga mengucapkan terima kasih kepada Astra selaku penggagas untuk merintis desa wisata budaya di Kecamatan Gedangsari itu.
Menurutnya, untuk merintis desa wisata budaya, pemkab tidak bisa bergerak sendiri, tentunya dibutuhkan bantuan dari berbagai pihak dunia usaha dan masyarakat demi memajukan masyarakat.
Penyelenggaraan pagelaran tersebut pun akhirnya menyabet penghargaan dari Museum Rekor Indonesia (MURI).
Senior Manajer Muri, lewat solopos.com, Sri Widyawati mengatakan peragaan busana di tengah hutan baru pertama kali ada di Indonesia. Oleh karena itu sebagai penghargaan atas karsa dan karya anak bangsa, Muri memberikan penghargaan atas acara tersebut.
“Kami akan mencatatkan dua rekor sekaligus yaitu membatik lintas generasi dari usia PAUD hingga lansia dan juga peragaan busana di Wanajati. Keduanya tidak hanya sebagai rekor nasional tapi kami catat sebagai rekor dunia,” ungkap Sri.
Sumber: Antara
0 comments