Apalagi mendapat tiket pesawat pukul 2.30 WIB sebelum subuh sudah harus terbang ke kupang dan dari kupang harus melanjutkan penerbangan lagi menggunakan pesawat perintis menuju Lewoleba, ibukota kabupaten Lembata.
Setelah saya menjalani penerbangan, ternyata tidaklah sejauh seperti yang saya kira. Dari Jakarta kita terbang ke Kupang selama 2 jam 30 menit, terus dilanjutkan dengan pesawat perintis yang cuma bermuatan 50 orang dan kapasitas bagasi masing2 10 kg selama 40 menit.
Ada dua penerbangan setiap hari menuju kota Lewoleba dr Kupang sebagai Ibukota Propinsi Nusa Tenggara Timur yaitu pagi hari jam 8.00 WITA dengan Susi air dan Siang hari jam 13.05 WITA dengan pesawat Trans Nusa.
Dalam perjalanan saya coba search google map melihat lokasi pulau ini. Ternyata Pulau Lembata yang dulu dikenal sebagai pulau Limblon merupakan salah satu gugusan pulau kecil di sebelah timur pulau Flores dan Ende. Sebelumnya Lembata adalah bagian dari kabupaten Flores Timur yang beribukota di Larantuka. Namun 16 tahun lalu berdiri sendiri menjadi Kabupaten Lembata yang beribukota Lewoleba dan terdiri dari 9 kecamatan yang salah satunya adalah Lamalera yang terkenal dengan perburuan ikan pausnya. (Baca: Asyiknya Berburu Paus di Lamalera).
Setelah mendarat dan diajak keliling kota Lewoleba, tidak ada yang istimewa di kota ini. Kota Lewoleba merupakan kota baru yang tidak terlalu besar, masih belum rapi dan pembangunan masih berjalan disana sini, termasuk pembangunan jalan raya. Kalau kita masuk agak keluar sedikit dari kota, jalanan masih berlubang dan sebagian masih jalan tanah. Yang sedikit aneh, walaupun kota ini dikelilingin gunung tapi udara sangat panas karena langsung berbatasan dengan pantai yang juga memanjang mengelilingi setengah lingkaran kota ini.
[caption id="attachment_939" align="aligncenter" width="640"] pemandangan indah yang terlihat dari resort[/caption]
Yang menarik justru ketika saya diajak mengunjungi beberapa destinasi wisatanya.
Saya diajak mengunjungi salah satu resort yang baru dibangun di pinggiran kota yang berjarak lebih kurang 10 menit dari pusat kota. Resort ini dibangun diatas tebing sehingga untuk menuju ke laut harus menuruni tangga yang dibangun dengan memangkas karang yang ada di pinggir laut. Setelah sampai ke bawah. Saya langsung terpukau, pemandangan disini benar-benar indah. Air laut berwarna hijau toska dan sangat jernih. Sehingga mata kita bisa langsung melihat pemandangan bawah laut yang masih asri dan sangat indah. Tidak perlu diving ataupun snorkeling untuk melihat dasarnya dan menikmati keindahannya. Cukup berjalan ke tengah-tengah dermaga dari kayu yang telah dibangun dan longokkan mata ke bawah atau sewa perahu kecil dan kayuh perlahan sambil melihat ke samping kiri kanan.
[caption id="attachment_941" align="aligncenter" width="640"] keindahan laut Lembata[/caption]
Disini Karang-karang tumbuh dengan subur, ikan berwarna warni berenang kesana kemari dengan bebas, tumbuhan bakau dan rumput laut tampak subur dan menghijau. disisi lain di sebelah kanan atau barat tempat ini, terlihat pasir putih mengkilat memanjang menyusuri garis pantai. Sementara disebelah kiri atau timur berupa karang-karang terjal berwarna putih kehitaman yang berdiri kokoh seakan menantang laut.
Semakin ketengah air laut semakin biru. Di sebrang terlihat gunung yang berdiri sangat megah. Dan dibalik gunung itulah berada kota Larantuka yang berjarak 1 jam naik kapal cepat dari tempat ini.
Dan sesekali terlihat kapal pelni yang mengangkut penumpang dan barang menuju kupang, juga perahu nelayan yang memecah laut yang sangat tenang seakan terbang diatasnya.
Langit berwarna biru putih yang menaungi tempat ini semakin membuat kita betah berlama-lama. Terlihat Beberapa orang memancing ikan dengan santai sambil bersenda gurau duduk di dek-dek kecil terbuat dari kayu yang menjorok ke ke tengah dari dalam karang yang sengaja dibangun untuk bersantai menikmati keindahan ini.
Dan semuanya saat ini masih gratis, tidak perlu bayar menikmati segala anugrah yang telah Tuhan ciptakan buat kita nikmati keindahannya. Benar-benar surga yang tersembunyi.
Ada banyak tempat lain yang juga menjadi destinasi wisata penduduk lokal di Lembata, salah satunya adalah Waijarang Beach, berupa hamparan pasir putih yang sangat halus yang memanjang disisi luar kota ini yang hanya 10 menit berkendara baik dengan motor ataupun mobil, juga beberapa pantai lainnya yang tidak sempat saya kunjungi karena keterbatasan waktu.
Untuk teman-teman traveller yang ingin mengunjungi tempat ini tidaklah terlalu sulit, bisa naik pesawat dari kupang seperti yang telah saya tuliskan diawal, atau naik kapal Pelni juga dari kupang, ada juga yang dari Larantuka dan dari Makasar juga Maumere namun membutuhkan waktu yang jauh lebih lama.
Untuk penginapan disini masih sangar murah. Untuk kalangan bacpaker penginapan mulai dr 85 ribu s/d 150 ribu semalam masih banyak disini, sedangkan untuk kamar full AC dan TV harga berkisar di angka 200 ribu s/d 300 ribu per-malam. Banyak hotel baru dibangun disini, harganya sekitar 300 ribu dan termahal di angka 400 ribu s/d 500 ribu.
Untuk kendaraan bisa sewa motor sehari 100 ribu dan bisa dibawa sendiri dengan meninggalkan KTP, sementara untuk sewa mobil harga berkisar 700 ribu s/d 1,5 juta kalau dibawa keluar kota, sudah include sopir dan bensin.
Sementara untuk makan baik muslim dan non muslim tidaklah sulit. Disini bertebaran restaurant dan warung terbuka dari restaurant Padang, Jawa, Sunda, Makasar maupun restaurant lokal yang berada di tepi laut menyajikan ikan bakar yang rasanya juara. Harga masih standard berkisar 20 ribu s/d 50 ribu per-porsi.
Kapan lagi kita bisa menikmati surga yang tersembunyi dengan budget minimal dan kesenangan yang maksimal. Saya yakin beberapa tahun ke depan tempat ini akan makin banyak dikunjungi wisatawan baik lokal maupun mancanegara. Semoga tempat ini tetap terjaga keasriannya.
Zahrudin Haris, Travel Today
0 comments