Wednesday, January 4, 2017

Asyiknya Berburu Paus di Lamalera

Belum lama ini beredar film yang dibintangi oleh Chris Hemwort yang berjudul In the Heart of the Sea, Film tentang perburuan ikan Paus di eropa. Film biopik yang sangat memikat ini sampai sekarang masih membekas dalam ingatan saya, dan ketika saya tiba di kota Lewoleba banyak mendengar cerita tentang perburuan ikan paus di desa kecil yang bernama Lamalera. Desa ini berjarak sekitar 52 km dari Kota Lewoleba, namun karena jalanan yang tidak bagus dan beraspal kurang merata, jarak yang kalau di Jawa bisa ditempuh 1 jam saja, disini memerlukan waktu 2 s/d 3 jam untuk sampai kesana.

Ada cerita menarik dibalik perburuan ikan paus ini. Konon zaman dahulu jika musim kering dan gagal panen maka masyarakat yang tinggal di Lamalera mengadakan upacara. Tidak lama setelah upacara maka berdatanganlah ikan paus yang sangat besar berjumlah 4 sampai 5 ekor ke pesisir laut Lamalera.

[caption id="attachment_935" align="aligncenter" width="800"] para pemburu sedang melakukan pemburuannya, foto: cara desain[/caption]

Masyarakat menganggap bahwa kedatangan ikan paus tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan makanan masyarakat Lamalera dan sekitarnya. Kemudian disiapkanlah upacara perburuan ikan paus oleh tetua adat Lamalera. Sambil mendoakan tim yang telah dibentuk sebanyak 7 orang, 1 orang ditunjuk sebagai penombak yang disebut Lamava dan 6 orang lainnya sebagai pendayung perahu.

Begitu ikan paus tampak di pesisir laut Lamalera maka tim ini langsung mendayung perahu dan mengejar ikan paus tersebut. Setelah dekat Lamava langsung menombak sambil melompat ke arah kepala ikan paus. Penombak ini tetap berada disana menancapkan tombaknya semakin dalam sambil berpegangan erat. Sementara grup pendayung berusaha menjauh dari gerakan ikan paus yang kesakitan dan bergerak liar berenang kesana kemari. Penombak yang tetap berada di atas ikan paus diikuti oleh perahu yang terus mengiringi kemanapun ikan paus pergi sampai ikan tersebut lelah dan mati. Perlu lebih dari 5 jam dan kadang malah lebih untuk menunggu ikan tersebut mati.

Menurut cerita dari Bapak Richard pemilik Hotel Rejeki tempat saya menginap di Kota Lewoleba, beliau ini banyak mengantar turis ke Lamalera, ada satu tim pemburu paus yang pernah terbawa sampai ke perairan australia. Karena kuatnya tarikan ikan paus tersebut, sehingga ikan paus terlepas dan mereka berhari-hari terdampar dilautan tampa makanan dan minuman sampai memakan baju yang mereka pakai untuk menahan lapar. Beruntung mereka ditemukan dan diselamatkan oleh kapal pesiar yang nahkodanya berasal dari Lembata.

[caption id="attachment_933" align="aligncenter" width="681"] daging ikan paus yang sedang dikeringkan, foto: flickriver.com[/caption]

Setelah mati maka ikan paus akan ditarik ke perairan Lamalera dan dagingnya dipotong-potong dan dibagikan ke seluruh penduduk kampung Lamalera dan kampung-kampung disekitarnya. Satu ikan paus bisa memenuhi kebutuhan makan ribuan penduduk. Otak dan jantung ikan paus menjadi yang termahal. Kedua organ tersebut diolah sehingga menghasilkan minyak ikan paus yang kalau diminum secara rutin sehari sesendok dipercaya oleh masyarakat sekitar sangat bagus buat buat kecerdasan anak-anak juga kesehatan kulit.

Ada cerita lain tentang mengapa ikan paus bisa datang ke Lamalera. Menurut ilmu pengetahuan begitu musim paus atau yang disebut musim Leva oleh penduduk setempat yaitu mulai Bulan Mei s/d September setiap tahunnya, Perairan Lamalera dipenuhi oleh plankton makanan ikan paus dan juga tempat yang dilewati oleh ikan paus untuk migrasi.

[caption id="attachment_934" align="aligncenter" width="918"] anak-anak sedang berfoto bersama dengan ikan paus yang telah ditangkap, foto: cara desain[/caption]

Perburuan ikan paus di Lamalera saat ini sudah menjadi objek wisata utama yang dipromosikan oleh pemerintah daerah setempat. Setiap bulan Mei awal mula kedatangan ikan paus di perairan Lamalera, banyak wisatawan domestik maupun mancanegara yang datang kesini. Perairan Lamalera kini sering disinggahi banyak kapal-kapal pesiar baik domestik maupun mancanegara. Semoga perburuan ikan paus secara tradisional ini mampu menarik wisatawan yang datang kesini lebih banyak lagi.

Zahrudin Haris, Travel Today
Load disqus comments

0 comments