Itu dulu, namun sekarang banjir sudah mulai berkurang di Jakarta jadi tidak ada lagi musim banjir, yang ada malah musim-musim yang lain yaitu musim duren, musim rambutan, musim demo dan terbaru musim telolet.. om telolet om.. haha..
Biasanya turis-turis asal Indonesia pada saat musim dingin atau bahasa kerennya winter, selalu berbondong-bondong ke eropa, cuma mau lihat salju, foto-foto dengan baju musim dingin yang sangat bergaya, pake shawl, topi atau penutup kepala, sepatu boots dan baju berlapis-lapis yang saking banyaknya sudah kehilangan bentuk badannya persis seperti gulungan kain yang sedang berjalan hehe..
Tapi banyak juga yang sanggup menahan dingin agar tetap terlihat cantik dan gaya, foto diatas salju dengan baju yang hanya satu dua lapis kemudian selesai foto lari lagi ke ruangan berpenghangat dengan menggigil. Yang penting sudah dapat foto bagus dan bisa eksis di sosial media. Itu kan yang utama..
[caption id="attachment_965" align="aligncenter" width="640"] pemandangan indah di Yuzawa[/caption]
Saya sendiri kurang suka dengan cuaca yang terlalu dingin, apalagi yang sampai minus derajatnya, sebanyak apapun baju yang membungkus tubu, tetap tidak bisa lama-lama berada di luaran sana. Makanya kalau ke eropa atau negara-negara 4 musim lainnya, saya lebih suka pada saat musim panas, gak repot dengan pakaian, cukup celana pendek, kaos oblong dan sepatu sport atau sandal jepit. Terangnya juga lebih lama bisa sampai jam 10 malam matahari baru turun, saya yang suka explore semua tempat jadi punya waktu yang lebih banyak. Kegiatan pagi juga dimulai dengan lebih cepat. Disamping itu banyak party dimana-mana jadi bisa gaul dengan teman-teman dari seluruh dunia dan tentu saja bisa puas cuci mata karena di taman-taman kota maupun di pantai-pantai banyak pemandangan yang menyegarkan mata.. hehe..
Tapi karena teman dan keluarga yang saya bawa saat ini ke Jepang ingin melihat dan bermain salju, maka saya harus menemani mereka.
Awalnya kita memilih Sapporo atau Hokkaido di utara Jepang yang pada saat musim dingin memang bersalju. Tapi begitu sampai Tokyo saya dapat informasi dari teman kalau ternyata ada tempat main salju yang dekat dengan Tokyo yaitu Gala Yuzawa yang termasuk di district Nigata.
Kami memutuskan untuk berangkat kesana tanggal 2 januari 2017. Dari tempat kami menginap di daerah Shinagawa pas di depan stasiun, saya langsung membeli tiket kereta cepat Shinkansen Toki menuju Gala Yuzawa dengan transit di Stasiun Tokyo. Ada banyak pilihan kereta shinkansen dan banyak pilihan jam berangkat. Kami memilih transit di Tokyo dengan jam berangkat 11.40 waktu Jepang.
Perjalanan ditempuh lebih kurang 70 menit. Sepanjang perjalanan jalannya terus menanjak dan kereta memasuki lorong gelap yang sangat panjang dan lama. Kemudian begitu keluar sudah di daerah perbukitan dan udara diluar semakin dingin terlihat dari kaca jendela kereta yang berembun.
[caption id="attachment_966" align="aligncenter" width="780"] Zahrudin Haris sedang bersama turis lainnya di Yuzawa[/caption]
Setelah 70 menit Ternyata kami harus turun di stasiun Echiko-Yuzawa dan pindah kereta bertingkat yang sangat bagus menuju Gala Yuzawa yang ditempuh cuma dalam waktu 3 menit.
Sepanjang perjalanan dari Echiko Yuzawa menuju Gala Yuzawa walau hanya 3 menit tapi karena cepatnya kereta, kami disuguhi pemandangan hamparan salju dan kota-kota kecil yang dilingkari pegunungan bersalju. Sungguh sangat indah.
Ketika tiba di stasiun Gala Yuzawa kami memasuki stasiun yang sangat luas, lebih menyerupai mal dibandingkan stasiun. Jadi ingat Mal of Emirat yang membuat tempat ski Indoor terbesar di Dunia yang mirip-mirip tempat ini. Bedanya ini asli dan di dubai buatan.
Begitu keluar dari kereta kami bertemu dengan deretan meja informasi dan penjualan tiket yang mirip teller di bank-bank Jakarta. Petugas Yang melayani kami adalah warga negara Filipina yang berhijab sepintas mirip orang Indonesia. Karena baru pertama saya menanyakan banyak hal. Dan dari petugas kami dapat informasi yang lumayan detail. Dari sini kita bisa beli tiket Gondola untuk naik ke puncak, sewa perlengkapan bermain ski, main snow boarding, atau yang paling gampang sled, berupa tempat duduk perosotan dari plastik yang kalau kita dudukin bisa meluncur dari atas layaknya perosotan di kolam renang.
Disini juga disewakan baju penahan dingin yang kalau kita pakai benar-benar tidak berasa dingin. Kecuali tangan dan muka yang terbuka dan berasa beku saking dinginnnya. Suhu udara menunjukkan -3°C pada jam 1.30 siang hari dan matahari terlihat sangat cerah.
Kami memutuskan untuk membeli tiket gondola pulang pergi dan menyewa sled untuk anak-anak.
Perjalanan naik gondola merupakan perjalanan yang sangat menyenangkan dengan pemandangan yang luar biasa indahnya. Hamparan salju memutih menutupi lembah dan gunung-gunung yang berundak-undak menyerupai dunia dongeng yang ada di Film Frozen yang sangat terkenal.
Saya jadi ingat perjalanan ke Mount Titlis di Swiss tahun lalu. Sama-sama naik gondola tapi disini pemandangannya jauh lebih indah. Mungkin karena waktu di swiss sebagian besar tertutup kabut.
Setelah puas bermain salju kami menuju ke restaurant untuk menghangatkan badan dan sekalian makan sore hari, karena udara dingin jadi gampang berasa lapar. Kami menuju food court dan memilih duduk dekat kaca jendela. Matahari mulai turun dan batas langit berwarna jingga. Perpaduan warna hamparan putih salju diluar sana dengan birunya langit yang dibatasi oleh warna jingga mentari sungguh merupakan pemandangan yang luar biasa..
Jadi betah berlama-lama disini untuk menikmati Indahnya karya Sang Pencipta..
Salam dari Gala Yuzawa
Zahrudin Haris, Travel Today
0 comments